Penulis Bermental Wirausahawan

 “Pendapatan penulis dengan sitem royalti itu miskin,” begitu kira-kira ungkapan para penulis. Pernyataan ini wajar. Bukan karena royaltinya yang sedikit, melainkan karena rata-rata penjualan buku umum di Indonesia memang labil.
Asumsikan harga bandrol buku Anda Rp 40.000. Dari penerbit, Anda mendapatkan (setiap buku yang laku terjual dan benar-benar uangnya disetorkan ke penerbit) Rp 4.000 per-buku. Kalau buku Anda terjual semua dan uang setoran lancar, maka Anda akan mendapatkan Rp 4.000 x jumlah buku yang laku. Misalnya buku terjual mencapai 2.000copy. Maka secara otomatis Anda akan mendapatkan uang Rp 8juta.
Butuh berapa lama? Macam-macam. Tidak ada yang bisa memprediksi secara pasti. Kalaupun para marketing sering memprediksi, itu terkadang benar terkadang salah. Dan banyak salahnya. Namanya juga prediksi. Jadi serahkan saja pada nasib. Kalau beruntung bisa jadi dalam sebulan laku. Tetapi kalau naas, bisa juga butuh waktu lebih 2 tahun. Capek deh....
Jangan kaget. Masih ada lagi. Bagaimana kalau hanya laku beberapa ratus eks, atau bahkan tidak laku sama sekali? Bukankah kalau hanya laku 200 copy misalnya, Anda hanya akan mendapatkan uang dari hitungan Rp 4.000 x 200= Rp 800.000 ribu?
Betul. Dan itu hal yang lumrah terjadi di mana-mana kok. Sudah biasa. Bahkan banyak juga hanya hanya dapat setoran Rp 50.000. hehe….
Tetapi jangan kaget pula kalau ada penulis yang mendapat puluhan, ratusan atau milyaran karena penjualan mencapai angka puluhan ribu.
Kalau sudah begini, Anda masih mau jadi penulis?
Ya. Orang baik tidak suka berpikir pesimis. Harus ada siasat jitu agar naskah Anda tidak sekedar menghasilkan recehan, melainkan keuntungan berganda.

Agar untung besar bagaimana caranya?
Bisa dengan modal sendiri. Dengan memodali, Anda akan mendapatkan hak uang yang lebih banyak daripada sekedar mengais royalti. Karena Anda adalah pemodal, Anda akan bisa menjual buku tersebut sendiri tanpa harus berbagi kepada distributor maupun toko buku. Atau sebagian tetap dijual umum dengan pola berbagi, sebagian lagi dijual sendiri. Kalau dijual melalui distributor umum Anda akan mendapatkan 2 kali lipat dari rata-rata pendapatan royalti. Sedangkan dijual sendiri bisa meraih laba hingga 50-75 persen.
Sebagai penulis yang tidak hanya sekedar bisa menulis, menjual adalah segalanya. Dengan cukup modal biaya cetak dan produksi itu Anda bisa menjualnya dengan harga bandrol atau bahkan lebih tinggi. Anda juga bisa bebas menentukan diskon untuk orang-orang tertentu yang Anda inginkan mendapatkan kemurahan.
Hitungan, misalnya harga cetak buku Anda adalah Rp 7.000 per buku. Biaya produksi 3.000. Artinya Anda mengeluarkan modal Rp 10.000. Harga bandrol katakanlah menjadi Rp 40.000. Nah, kalau Anda menjual langsung ke konsumen dengan harga itu, pastinya untung Rp 30.000 per-buku. Mampu menjual 250 buku, Anda akan mendapatkan Rp 7.500.000.
Ya. kalau cuma 250buku belum bisa menutup biaya produksi yang dibutuhkan kira-kira Rp 10.000.000 untuk 1.000 buku. Untuk menutup biaya produksi Anda harus mampu menjualnya sampai 350 buku. Sulit? ini tergantung masing-masing orang.
Namun kalau sekiranya sulit menjual sendiri, solusinya bisa melalui kerjasama. Misalnya dengan menitipkan langsung ke toko-toko buku yang bisa diloby secara personal. Biasanya toko buku kecil yang cukup Anda berikan diskon 30 atau 25 persen.
Artinya setiap satu buku yang laku lewat penitipan Anda masih untung antara Rp 18.000-20.000 per-buku. Kalau lewat distributor (karena biasa dipotong 60%) maka Anda akan mendapat keuntungan perbukunya adalah 14.000. Sedangkan pendapatan royalti sudah diceritakan di atas hanyalah Rp 4.000 perbuku.
Dengan pemahaman seperti itu kita jadi tahu bagaimana seharusnya seorang penulis itu mestinya juga mahir berjualan, seperti para penulis buku motivator yang selain menulis bisa sambil jualan di tempat-tempat acara mereka berbicara.
Kalaupun Anda bukan seorang penulis seperti itu tetap harus berusaha mencari jalan lain. Misalnya dengan memanfaatkan peluang teman, saudara, atau bisa juga berjualan secara umum melalui internet dan lain sebagainya. Banyak penulis, bahkan itu penulis puisi yang sering mendapatkan duit dengan cara seperti ini.
Melalui pendekatan personal yang baik, lobi yang etis tanpa pemaksaan, sang penulis itu mendapatkan apresiasi positif dari orang-orang dekatnya. Bahkan lebih dari itu, selalu ada yang membeli dengan harga lebih.
Misalnya seharusnya buku dijual harga Rp 40 ribu tetap dibeli 2 buah bukunya dengan harga Rp 100.000 tanpa uang kembalian. Banyak pula kerabat, teman atau relasi kaya yang memborong buku sang penulis dalam jumlah besar untuk dibagi-bagikan ke masyarakat.
Cobalah kea rah ini. Penulis dengan mental wirausahawan mestinya mulai dijalankan. Bisa produksi tanpa bisa menjual itu sulitnya minta ampun. Ini berlaku umum pada dunia usaha apapun. Sedangkan bisa menjual tanpa produksi terkadang lebih untung. Dengan memodali produksi dan percetakan melalui penerbit Memetika, Anda bisa menjalankan roda usaha.
Manfaatnya juga luar biasa bagi saudara dan teman-teman. Misalnya mereka jadi punya kebanggaan pada diri Anda. Selain itu Anda juga bisa memberikan manfaat pada rekan Anda untuk menjualkan buku Anda dengan pola bagi hasil. Dengan cara seperti itu Anda sesungguhnya sedang membuka lapangan pekerjaan, sekalipun itu hanya terbatas berjualan buku.
Dengan semakin banyak menjual buku, Anda akan punya ilmu dari praktik. Siapa tahu nanti usaha Anda berkembang menjadi toko buku. Nah, kalau penulis yang mahir nulis, lalu bisa menerbitkan sendiri, dan menjual sendiri itu namanya penulis hebat. 
Penerbit Memetika Bandung memfasilitasi untuk pekembangan talenta Anda. Menerbitkan, menyebarluaskan untuk meraih impian kita.[f]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar